بسم الله الرحمن الرحيم
Cinta menjadi rumit ketika salah diterjemahkan. Bukan dalam bentuk pendefinisian yang begitu banyak bermunculan oleh setiap orang. Sebagaimana menurut Erich Fromm memandang bahwa percintaan adalah bentuk produktif antara diri sendiri dengan orang lain. Bagi Erich cinta mencakup tanggungjawab, perhatian, rasa hormat dan pengetahuan serta hasrat agar yang kita cintai tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Lajut Erich Fromm, bahwasanya cinta adalah ungkapan kemesraan antara dua insan dalam keadaan saling menjaga integritas. Intinya dalam pandangan Fromm ini, cinta itu adalah tugas indah. Namun bagi seorang abraham maslow dalam Hierarchy of needs, cinta mengandung aspek kegembiraan, keceriaan, kesenangan, perasaan sejahtera dan kenikmatan. Tentu saja keduanya mencakup apa-apa yang ada di dalam cinta. Tak ada yang salah dalam menerjemahkan cinta. Lalu apa yang salah?, seringkali yang salah adalah kita yang memperlakukan cinta, memandangnya sebagai sinonim dari keinginan menguasai dan memiliki. Mungkin perlulah kita selami kalimat indah dari Anis Mata dalam serial cintanya, bahwa “Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah, maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya, pengejawantahan cinta yang paling hakiki : selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang yang kita cintai”. Yak, disini cinta didefinisikan sebagai memberi bukan memiliki atau meminta. Seringkali kita merasa sakit karena posisi jiwa kita yang salah dalam melihat cinta itu sendiri.
Cinta bagi para pejuang adalah bagaimana bangun ketika bermimpi dan mewujudkannya dalam alam nyata, cinta bagi para pejuang bermodalkan visi yang dibuat secara sadar, sadar akan diri yang seorang muslim yang menjadi rahmat semesta alam, cinta dijalan para pejuang adalah keberanian memilih dalam ketakwaan yang membawa kebarokahan, cinta dalam jalan pejuang adalah wadah berisi visi-visi besar untuk kejayaan agama Allah, cinta di jalan para pejuang adalah ketika cita tak merasuk menjadi nafsu, dijalan cinta para pejuang tak ada visi dan tujuan yang tak jelas, di jalan cinta para pejuang penuh rencana kebaikan dan membiarkan Allah yang lanjut menentukan, di jalan cinta para pejuang selalu ada gairah yang membangkitkan bukan merusuhkan, gairah surga. Cinta di jalan ini, jalan cinta para pejuang selalu kita diajarkan untuk bertanggungjawab dengan setiap perasaan kita, di jalan cinta para pejuang Cinta akan selalu menjelma menjadi kata kerja dan membiarkan segala kerja cinta dalam refleksinya pada amal shalih kita menjadi imam akan perasaan hati. Di jalan cinta para pejuang kita sadar sesadarnya bahwa semua yang kita cintai, semua yang pernah ada bersama-sama di jalan ini hanyalah titipan dari Allah yang suatu hari akan kembali pula padaNya, Di jalan cinta para pejuang cemburu menjadi letupan gairah yang padanya kita belajar namun bukan untuk cemburu itu sendiri. Cinta di jalan para pejuang nurani menjadi kawan pada hatihati yang mensuci, di jalan ini, jalan cinta para pejuang kita melestarikan nilai-nilai nazhar, melihat, berbaik sangka pada Allah menjaga pandangan dalam batas-batas dan selalu mencari hal yang menarik bukan sebaliknya, di jalan cinta para pejuang yang terpenting bukanlah seberapa banyak engkau tahu, tapi bahwa engkau mengetahui yang memang bermakna bagimu, di jalan ini sudah semestinya kita hanya melihat keagungan iman, menyadari sepenuhnya Allah selalu bersama kita. Cinta bagi pejuang akan mampu merantas segala logika jahili dengan nalar iman yag terus bekerja. Di jalan cinta para pejuang berbakti pada Allah dalam kerja-kerja da’wah dan jihad, menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban, menyeru pada iman. Berjalan di jalan cinta para pejuang artinya menyadari seutuhnya bahwa ikhlas pun adalah sebuah perjalanan yang terus berproses untuk kita temukan, di jalan cinta para pejuangsabar dan syukur menjadi pilihan wajib, di jalan cinta para pejuang kita harus terus berhati-hati terhadap jebakan syaitan, karena yang tampak indah harus selalu diperiksa dengan ukuran kebenaran, ketika kita tersadar arah kita salah, kita harus segera mengubah arah kemudi kita, cerdas mengelola kemudi diri, hingga cinta kita terus sujud dalam ketaatan dalam kecintaan padaNya tak bisa melebihi kecintaan pada yang lain. Di jalan cinta para pejuang kita tak hanya sekedar menyadari namun juga meyakini sesungguhnya Allah lah yang lebih tahu tentang kita. Astrada paling bijaksana. Dia lah yang berhak atas akhir dari tiap cerita kita, yang selalu diharapkan seindah surga. Di jalan cinta para pejuang kita berlatih untuk terus taat meski kondisi tak mudah. Dengan tekad pribadi dan dukungan sepenuh jiwa orang-orang tercinta. Di jalan cinta para pejuang kita yakini tiada daya taat dan tiada kekuatan untuk menjauhi maksiat kecuali dengan pertolongan Allah. Sekuat tenaga kita melangkah terus berjuang. Di jalan cinta para pejuang kestiaan sejati bukanlah padamu, bukan pada manusia, namun pada Allah subhanahuwata’ala dan syari’atnya. Di jalan cinta suci ini kata tak lagi bermakna, manusia memberinya makna dengan Amal dan tindakan nyata. Muaranya pembuktian. Di jalan cinta para pejuang menutup pintu-pintu kerusakan menjadi tradisi, kehatihatian adalah pakaian. Di jalan ini, jalan suci jalan cinta para pejuang, tak ada cinta yang lemah lagi kerdil, tak ada cinta yang super melankolik, tak ada cinta yang menghanyutkan, tapi yang ada adalah cinta yang melapangkan, cinta yang tegak, cinta yang berani dan bertanggungjawab, serta cinta yang terus mengarahkan pada kebajikan. Cinta yang kuat. Kuat karena landasan cintanya ada pada Sang Maha Cinta.... ^__^

Post a Comment