HatiYangTerlewatkan.Com
Browse »Home » » Haahhh...Munafik

Haahhh...Munafik

Munafik … kemunafikan ini menjadi sangat terasa, ketika hatiku membeku disaat ada api yang membakar.
Hati ini nyaris diam tak merasakan apapun. Hanya tangis yang tak keluar, tapi langsung jatuh ke relung palung terdalam.Ketika harusnya kurasakan kehangatan tetapi yang tersadar adalah kebekuan. Mengapa ingatan itu tak juga hilang, tak juga pergi. Mengapa bayang itu selalu mengikuti. Aku terperangkap kisah usang.
Kisah yang tak akan terulang tapi tetap melekat enggan terlepas. Kenapa jadi begitu sulit, kenapa rasa rindu ini terus menggangu. Kenapa dia tak pergi saja dari semua jendela hatiku. Kenapa cinta ini mengakar jelas tak tercabut. Dan kenapa rasa malu juga tak mampu menghapus semua jejak suram itu. Kelam itu malah semakin menancap.
Jiwaku menolak semua asa yang terlampir. Tak ada hasrat yang tersisa. Semua menguap tak tentu makna. Ruang hati yang tersisa tetap menunggu untuk di sapa. Walau ku tahu tak akan pernah ada lagi. Telah pergi untuk semua janji dan nafsu.
Haruskah ini akan bergelayut menerus. Haruskah hati ku berteriak tanpa tahu kemana dituju . Jangan lagi nafsu menjadi angkara. Sudah cukup aku terpukat disana. Tak ada lagi tangis, karena tak ada lagi duka. Tak ada lagi perih walau lukanya menganga. Tak ada keinginan walau hasrat menggebu. Hilang semua hilang oleh batas termakna.
Haruskah ku menunggu?
Padahal ada jawaban yang pasti dari semua pertanyaan itu. Hanya hati dan jiwa rapuh yang berdiri disana. Yakin tak akan terwujud. Meski pecah nurani tapi cinta yang pergi tak akan tergadai kembali. Terlalu tulus untuk jadi sebuah harapan.
Pergi saja pergi dan jangan berhenti, jangan pula menoleh, karena tak akan ada lagi dia disana. Tutup semua dan pastikan terkunci, walau bayang tak akan pernah meninggalkan diri …
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Post a Comment

 
This Blog Created by hatiyangterlewatkan.com » Modify by Afza Nurriza