HatiYangTerlewatkan.Com
Browse »Home » » Berguru Pada Air

Berguru Pada Air

Seperti air itu, yang setia menanggung rindu Ya, rindu pada peraduannya: samudera Atap buana diarungi Tebing curam dilalui Satu metabolisme beribu makhluk dijalani Meski dilalui evolusi dari suci ke hina Hina ke suci Suci hina Hina suci Suci hina Demikian seterusnya… Tak menjadikan air berhenti menjadi air, tak ingin menjadi pohon, manusia, hewan, batu atau langit Ia tetap air sembari menumbuhkan yang tumbuh di setiap jengkal jalannya Selokan, comberan tak masalah jadi singgahnya Pancuran suci tak membuatnya menyombongkan diri Mulai tetesan air air wudhu yang suci, jatuh di parit bercampur dengan tahi, kencing, ludah, sampai cipratan darah tidak menyurutkan eksistensi Dia mengalir, terus mengalir Mecari celah diantara celah Saat rintangan menghadang dia menyingkrih Saat dibendung air berhenti, diam Laksana sujud sang kyai di pangkuan Tuhan Namun, diamnya bukan kekalahan Bukan kepasrahan Diamnya menyimpan kekuatan yang sewaktu-waktu dapat menjungkalkan kepalamu yang penuh kesombongan.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Post a Comment

 
This Blog Created by hatiyangterlewatkan.com » Modify by Afza Nurriza