Browse »Home »
Afza Nurriza
» Berguru Pada Air
Berguru Pada Air
Seperti air itu, yang setia menanggung rindu
Ya, rindu pada peraduannya: samudera
Atap buana diarungi
Tebing curam dilalui
Satu metabolisme beribu makhluk dijalani
Meski dilalui evolusi dari suci ke hina
Hina ke suci
Suci hina
Hina suci
Suci hina
Demikian seterusnya…
Tak menjadikan air berhenti menjadi air, tak ingin menjadi pohon, manusia, hewan, batu atau langit
Ia tetap air sembari menumbuhkan yang tumbuh di setiap jengkal jalannya
Selokan, comberan tak masalah jadi singgahnya
Pancuran suci tak membuatnya menyombongkan diri
Mulai tetesan air air wudhu yang suci, jatuh di parit bercampur dengan tahi, kencing, ludah, sampai cipratan darah tidak menyurutkan eksistensi
Dia mengalir, terus mengalir
Mecari celah diantara celah
Saat rintangan menghadang dia menyingkrih
Saat dibendung air berhenti, diam
Laksana sujud sang kyai di pangkuan Tuhan
Namun, diamnya bukan kekalahan
Bukan kepasrahan
Diamnya menyimpan kekuatan yang sewaktu-waktu dapat menjungkalkan kepalamu yang penuh kesombongan.

Post a Comment